PPTIK FORUM
PUTRI MALU YANG AKHIRNYA DAPAT BERCERITA - Printable Version

+- PPTIK FORUM (http://forum.pptik.id)
+-- Forum: JABAR MASAGI (http://forum.pptik.id/forumdisplay.php?fid=840)
+--- Forum: Praktik Baik (http://forum.pptik.id/forumdisplay.php?fid=841)
+--- Thread: PUTRI MALU YANG AKHIRNYA DAPAT BERCERITA (/showthread.php?tid=67238)



PUTRI MALU YANG AKHIRNYA DAPAT BERCERITA - SLB PUSPPA SURYAKANTI - 09-03-2021

PUTRI MALU YANG AKHIRNYA DAPAT BERCERITA
 
        Dia bernama Valisa, anak kelas 3 di SLB PUSPPA Suryakanti, siswa perempuan yang selalu menutup wajahnya saat dipanggil guru atau temannya, dan sangat jarang mengeluarkan suara. Saat awal bertemu dan mengajar Valisa, Valisa lebih banyak diam, sesekali hanya tersenyum dan mengangguk sebagai tanda dia merespon pelajaran. Cara menyapa juga hanya tersenyum atau menggelitik baik pada teman atau pada gurunya. Saat melakukan kegiatan pembelajaran, sebetulnya Valisa cukup antusias mengikuti, tapi ketika harus tampil atau memberikan jawaban, yang dilakukannya hanya menutup mata dan tak jarang tidak mau tampil, sehingga guru harus membantunya untuk maju dan tampil di depan teman temannya. Yang dilakukan hanya menunjuk sesuai intruksi tanpa ada  suara, itupun dengan wajah yang ditutup kerudung.
        Dengan kondisi seperti ini, Valisa mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan di sekolah, tidak mau interaksi dengan teman sebaya, mengikuti pelajaran dengan sikap yang menunduk, meski pelajaran yang dilakukan membutuhkan interaksi seperti bernyanyi, bercerita, atau menyapa teman, sehingga hal ini membuat potensi yang dimiliki Valisa tertutup dengan hal itu. 

        Melihat hal ini, guru mencoba berbagai cara supaya Valisa dapat melakukan interaksi dengan sekitarnya, mulai dari mengajak bicara secara personal, mengajak teman temannya untuk selalu melibatkan Valisa saat bermain dan melakukan kegiatan belajar di kelas dengan lebih banyak berinteraksi secara lisan, salah satunya dengan meminta Valisa untuk memimpin doa saat akan belajar dan setelah belajar. Tetapi hal itu masih sulit, karena saat dibimbing untuk mengucap doa, Valisa hanya menggerakan bibirnya saja tanpa mengeluarkan suara.

        Kondisi seperti ini membuat Valisa  sulit berkembang, ditambah lagi dengan kondisi fisik yang sering sakit sehingga membuatnya tidak dapat bersekolah. Komunikasi pun dilakukan dengan orang tua untuk membicarakan mengenai kondisi Valisa yang sulit berinteraksi dan tidak mau bicara. Ternyata hasil diskusi dengan orang tua, Valisa di rumah sangat aktif bicara dan dapat bercerita dengan baik terhadap lingkungan di dalam rumahnya. Hal ini cukup mengejutkan sehingga guru serta orang tua melakukan cara supaya Valisa dapat berkomunikasi di sekolah, guru pun meminta supaya orang tua mengirimkan video saat Valisa sedang menceritakan apapun yang sedang terjadi di rumahnya.

        Beberapa hari kemudian, orang tua mengirimkan video tersebut pada guru kelas, ya…ini cukup mengejutkan, Valisa berkomunikasi dengan baik di rumahnya meskipun suaranya terdengar sengau dan kurang jelas, tapi bicaranya  penuh dengan ekspresi, rasa penasaran pun muncul, ingin sekali mendengar Valisa berbicara selancar di video tersebut.

         Kemudian setelah mendapatkan video tersebut, keesokan harinya, Valisa Bersama guru kelasnya mencoba berbicara berdua, mengajak Valisa untuk mau mengeluarkan suara, sebelum diperlihatkan video Valisa sedang bercerita, dia belum mau berbicara apapun, tapi saat diperlihatkan video Bersama sama, Valisa cukup kaget karena gurunya mendapatkan video tersebut, “neng Valisa, kesini ya, ada yang mau ibu obrolkan”, sapa bu guru pada Valisa.  Valisa menghampiri bu guru dan hanya senyum saja, tidak menjawab ya atau tidak.

          “Kesini neng, kita duduk yuk, apa kabar ? sudah sehat ? semoga Valisa sehat terus ya, supaya bisa sekolah terus, belajar dan bermain dengan teman teman” ucap bu guru. Valisa hanya tersenyum dan sesekali menutup wajah. “oh iya, ibu ingin sekali dengar suara Neng Valisa, karena selama Valisa dengan ibu di kelas, ibu jarang sekali dengar suara Valisa” lanjut bu guru. Valisa hanya tersenyum sampai guru kelas memperlihatkan video Valisa sedang bercerita di rumah. “Neng Valisa, ibu punya rekaman nih, dari mamah, Valisa mau lihat ? “ tanya bu guru. Valisa cukup kaget dan tersenyum dengan mata berbinar-binar. “nah, neng Valisa, disini ibu lihat ramai ya ceritanya, ibu ingin sekali Valisa di sekolah seperti ini juga, bisa ya, dicoba ya, coba sekarang ceritakan sama ibu di video ini lagi cerita apa ya…” lanjut bu guru sambal menyemangati Valisa.

          Setelah melihat videonya, Valisa perlahan mulai bicara, kalau dia kemarin sudah membeli tas baru bergambar unicorn dan tas itu model terbaru. Itulah pertama kalinya bu guru mengdengar suara Valisa, terharu sekaligus senang, dan guru kelas pun memberitahu teman teman Valisa kalo Valisa mau bercerita. Wah, teman teman sangat antusias karena mereka juga sangat ingin mendengar valise berbicara.  Dengan wajah berseri seri teman teman menyemangatinya dan Valisa pun mulai berbicara dengan Bahasa yang dia mampu.

         “Wah, Valisa, ayo Valisa cerita lagi dong” sapa Fahrezi dan wardah saat mendengar suara Valisa. “iya, ayo lanjutin dong ceritanya, aku juga mau dengar” ucap fajri dan naufal. Teman teman di kelas sangat antusias dengan Valisa yang mulai mau bercerita meski masih sesekali menutup wajah.

         “Nah, Valisa kan sekarang sudah terdengar ya suaranya, sekarang kita lanjutkan yuk, ibu punya permainan, permainan ini dari jawa barat, dinyanyikan dengan Bersama sama, biasanya kita melakukan permainan ini di ruang bersama, ada yang ingat tidak ya ?” sapa bu guru.

        “hmmm…apa ya bu, endog-endog2an ya ?“  tanya naufal. “Ya, betul Naufal, nama permainannya Endog-endogan, gimana ya tangannya kalau main itu?” tanya bu guru. “ditumpuk bu tangannya di tengah” lanjut fajri dan wardah”. “ya, betul…lagunya masih ingat? Sapa bu guru lagi. “masih bu….”jawab anak anak dengan kompak. “hayu atuh kita coba, semua harus mengeluarkan suara ya” kata bu guru. Mulai lah permainan itu dengan kawih “endog endogan peupeus hiji geprek, endog endogan pepeus hiji geprek, goleang goleang mata sapi…bolotot” anak anak menyanyikan kawih dan melakukan permainan dengan sangat antusias, ditambah lagi Valisa yang mengikuti kawih dengan terbata bata karena masih malu malu.  

         Sejak hari itu, Valisa sangat ekspresif dan antusias saat belajar di kelas atau di luar kelas, meski di luar kelas masih menunujkkan sikap malu malu terutama terhadap guru, tapi interaksi dengan teman temannya cukup baik, Valisa dapat mengobrol dengan teman yang dia anggap dekat dan membuatnya nyaman. Saat diminta tampil pun sudah tidak selalu harus dituntun oleh guru kelasnya, bahkan tak jarang, mengacungkan tangan terlebih dahulu sebagai pertanda dia ingin dipanggil. Pihak sekolah dan orang tua sangat takjub dengan perkembangan Valisa ini.


Penulis : Amelia Putri Wahyuni, S.Pd
Jabatan : Guru SLB PUSPPA Suryakanti